Saya akan tuliskan dan jelaskan mengapa saya jarang sekali memakai foto sendiri, yang lagi bergaya (narsis). Pernah saya ditanya dengan teman-teman saya, “Ka kenapa sih gak pake foto lu sendiri aja, pakenya gambar-gambar gitu mulu.”
“Ka, emang kenapa sih gak pake foto sendiri kan biar pada tau muka kita itu kayak gimana.” Atau, “Ka kok gak pernah upload foto lu sendiri sih? Gua gak pernah lihat lu masukin foto di akun lu.”
Maka saya menjawab sambil dengan bercanda, “Hem kenapa ya? Takutnya ntar kalo gua pake foto sendiri pada terpesona lagi.” Atau jawaban saya, “Malu ah kalo pake foto sendiri, jelek.”
Padahal sesungguhnya jawaban saya adalah, “Saudaraku, saya memiliki alas an mengapa tidak memakai foto sendiri yang lagi narsis. Sekali pun pernah pasti bersama teman-teman, namun itu hanya sebentar saya gunakan sebagai foto di akun. Mengapa demikian? Karena saya takut sama Allah, saya takut dosa. Sebab ketika saya memakai foto yang ada diri saya, saya takut jikalau ada lelaki yang melihat menjadi ada nafsu. Bukan kegeeran dan sok kepedean, tapi ini serius. Kalian tahu? Mata lelaki itu sangat tajam, tidak bias melihat sedikit perempuan yang mampu meghiburnya. Bahkan lelaki shaleh pun mungkin jika dihadapi dengan foto-foto perempuan akan merasa tergoda, lalu membayangkan wajah saya. Saya takut ketika mereka, terutama laki-laki yang melihat foto saya akan terbiasa melihat foto-foto saya yang lain. Ya saya memang bukan orang yang suka masukin foto di jejaring sosial, karena memang menurut saya apa gunanya? Jika saya masukin foto-foto saya maka ada puluhan atau bahkan ratusan mata-mata yang tidak bertanggung jawab, bayangkan jika ada satu mata (terutama mata lelaki) lalu dengan sengaja dia mengambil foto saya dan dishare di mana, atau ketika ia ngasih tau temennya bahwa ada foto saya yang seperti ini dan itu. Lalu mereka merasa tergoda, mereka ingin rasanya bertemu, atau bahkan terus dipandangi foto saya. Maka, yang pertama kali berdosa adalah saya, karena saya sudah memancing mata-mata yang “tajam”. Saya memang bukan perempuan cantik denga segala make up dan fashion banget, tapi yang namanya mata lekai itu sangatlah berbahaya.” Sekali lagi bukannya kegeeran, tetapi kita haruslah waspada dan berpikir terlebih dahulu sebelum ingin menyimpan foto di jejaring sosial. Jika memang ingin menyimpan, maka atur dulu agar tidak ada yang melihat foto-fotomu itu. Jika memang foto itu sengaja kamu masukan ke jejaring sosial agar orang lain tertarik padamu, terpesona padamu. Maka sama saja kamu telah membuat orang, terlebih laki-laki itu berbuat maksiat (zina mata)
Saudaraku, sesama perempuan, muslimah. Apakah sangat perlu wajah kita dipampang, dipamerkan di setiap jaringan media sosial yang kita miliki? Jika saya yang ditanya, maka saya akan menjawab, “Tidak perlu memasang wajah kita (foto di setiap medsos). Mengapa demikian? Karena untuk apa gunanya kita memasang foto, apalagi narsisnya minta ampuuun. Untuk identitas, biar orang tahu siapa si pemilik dari akun medsosnya? Supaya dikenal atau apa? Entahlah, setiap orang pasti memiliki persepsi yang berbeda. Jika alasannya sebagai identitas, maksudnya hanya untuk sekadar memberitahu bahwa si empunya itu adalah si dia. Tetapi saya terkadang bingung, its oke kalau alasannya untuk identitas tapi kan di akun itu ada nama kita tuh, pasti orang atau teman kita pasti akan tahu dong siapa si pemilik akun itu? Selain itu apakah kamu bisa menjamin orang-orang yang melihat fotomu dan kecantikanmu tidak akan tergoda? Tidak akan memiliki nafsu, terlebih jika yang melihat adalah seorang laki-laki. Naah, lalu bagaimana jika yang melihat foto kamu di jaringan sosial itu tidak suka dengan kamu, dan dia bermaksud jahat kepadamu. Kalau laki-laki yang melihat kecantikanmu dari foto-foto di medsos, apa kamu nggak takut nanti fotonya diambil (diunduh) lalu setiap hari ia melihat fotomu atau bahkan guna-gunain kamu biar kamu suka dan jatuh hati padanya (itu yang udah kelewatan). Maaf, bukan maksud saya suudzon, tetapi apa salahnya jika kita sebagai muslimah mengantisipasinya? Lebih baik mencegah atau mengobati?
Perlu saudara ketahui, saya punya dua teman perempuan yang menjadi korban di medsos. Saya memang tidak tahu mengapa bias terjadi seperti itu, tetapi yang jelas saya tahu teman saya itu menjadi salah satu korban di jejaring social Facebook. Ya, mereka berdua memang sangat narsis, banyak sekali foto-fotonya, saya katakana mereka memang cantik, tapi sayangnya mereka sembarangan saja memakai foto dan menyimpan foto di FB tanpa digembok. Alhasil, ada akun yang fotonya mirip dengan mereka, bukan mirip itu memang foto teman saya. Walau pun memang nama akunnya berbeda tetapi setelah saya diberi tahu teman saya, saya kaget dan merasa aneh. Sampe segitunya kah? Ketika saya bertanya, mengapa bias seperti itu? Si korban bingung mengapa semua foto-foto mereka itu ada di kumpulan foto si pemilik akun itu, nama beda, namun foto sama. Bahkan teman saya yang satu semua foto-foto dia di FB juga diambil dengan si (sebut saja plagiat foto), SEMUANYA tanpa terkecuali. Naaah, ada apa gerangan? Kita kan tidak pernah tahu siapa-siapa saja yang tidak suka dengan kita, yang ingin berbuat usil dengan kita. Saya hanya takut si plagiat foto itu menyebarkan foto-foto teman saya dan akan mencelakai teman saya, tapi Alhamdulillah Allah masih melindungi mereka. Akhirnya teman saya yang semua fotonya diambil sama si plagiat itu semua fotonya digembok, dan untuk selanjutnya saya tidak tahu. Berhati-hatilah jika ingin meng-upload foto di jejaring social, media social. Sebab sangat berbahaya. Saya pun pernah mendengar kisah bahwa ada seorang suami isteri yang memasang fotonya di sebuah jejaring sosial. Naah, ternyata ada seorang perempuan yang suka dengan si suami itu, mungkin karena dia masih belum ikhlas si laki-laki itu menikah dan memiliki anak, akhirnya si perempuan ini mengambil fotonya yang lagi bersama anak dan siterinya. Lalu kamu tahu apa yang terjadi? Si perempuan itu guna-gunain si laki-laki yang sudah beristeri itu, karena dia merasa sangat sakit hati. Beberapa bulan kemudian si laki-laki itu mengalami perubahan yang sangat drastis, sampai berbuat kasar dan hamper meninggalkan isterinya. Ya, memang sih terdengarnya kok kayaknya ‘sinetron’ banget siiih. Eeiits, tapi jangan main-main ya, zaman sekarang ini banyak orang jahat yang melakukan segala cara walaupun itu haram dan tidak benar. Apalagi Negara kita Indonesia, mistisnya masih sangat kental. Ada dukun, bahkan ada komunitas kumpulan dukun Indonesia, saya lupa apa namanya. Ya, kalau memang berpikir. Hari gini masih ada guna-guna? Saudaraku yang lembut hatinya, manusia itu bisa jahat bahkan lebih jahat dari iblis. Tentunya kamu juga sering dengar kan, karena jejaring sosial si pemilik akun diculik, bahkan maaf, diperkosa setelah itu kamu dibuang begitu saja. Apakah kamu mau seperti itu, apakah kamu mau orang tuamu sedih. Bukan hanya sedih di dunia tapi akhirat kelak, sebab orang tuamu yang telah menitipkanmu di dunia.
Tahukah kamu? Kita ini perempuan yang dulu jauh sebelum Rasulullah datang, kedudukan wanita sangat direndahkan bahkan diinjak-injak. Bersyukurlah kita karena kedatangan beliau, mampu meninggikan derajat wanita.
Ingatkah kamu dengan hadist Rasulullah yang ini?
Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah“. (HR. Muslim).Saudaraku, sadarlah dan ketahuilah bahwa engkau sangat istimewa, maka jagalah dirimu baik-baik. Jangan kamu umbar auratmu memalui jejaring sosial, janganlah kamu membuat para kaum Adam tertarik, tergoda dan menimbulkan syahwat karenamu. Apakah kamu rela membagi-bagikan kecantikanmu yang akan dinikmati mereka, apakah kamu ingin kecantikanmu disalah gunakan, kecantikamu dimanfaatkan dengan tidak sangat baik. Apakah kamu rela semua kecantikanmu nampak, lalu suamimu bukanlah orang yang pertama kali melihat kecantikanmu. Melihat bunga yang masih segar dan harum, bukan bunga yang sudah mulai layu karena keindahannya sudah dilihat bahkan dipegang. Jagalah dirimu wahai muslimah, hindari foto yang berlebihan. Jagalah kesucianmu.
Saudaraku, saya menulis ini bukan berarti saya adalah perempuan yang benar-benar shalihah. Perempuan yang benar-benar suci, namun saya hanya perempuan biasa yang tak pernah luput dari salah dosa. Maka, kita sama-sama memperbaiki diri. Tidak inginkah kau menjadi bidadari? Jika memang tidak bias menjadi bidadari di surga, maka jadilah bidadari dunia. Bidadari untuk ibu bapakmu, dan suamimu kelak.
Wallahu a’lam bishowab.
Untukmu, saudara-saudara perempuanku yang aku kasihi karena Allah :)