Minggu, 10 Mei 2015

Aku Rindu Padamu

Hai hati, aku rindu padamu, sungguh rindu padamu
Entah mengapa kamu berbeda, entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang berubah pada dirimu
Hati, aku rindu padamu
Aku rindu kala kamu benar-benar mampu menjaga matamu dari pandangan seorang laki-laki
Aku rindu padamu yang dulu selalu berusaha menundukkan matamu ketika berbicara dengan laki-laki, atau bahkan hanya melihat lehernya saja
Aku rindu padamu, kamu yang saat itu bisa menyederhanakan segala perasaanmu
bukan mengungkitnya dan menceritakannya pada tulisan yang kamu tulis; tulisan yang berlebihan
Aku rindu padamu, hati
Rindu pada kamu yang ketika ada seorang laki-laki datang, mendekat kepadamu kamu takut sekali
Kamu selalu keringat dingin dan jantung berdegup kencang jika ada laki-laki yang mendekat dan mengajak kamu berbicara, siapa pun laki-laki itu
Aku rindu padamu yang benar-benar bisa tegar dan kuat dengan kondisi yang terkadang membuatmu lemah
tapi kamu tetap berusaha berdiri tegak, karena kamu yakin Allah selalu bersamamu
Aku rindu padamu, hati
Aku harap kamu bisa tetap istiqomah, sesulit apa pun kondisimu
sesulit apa pun lingkunganmu
Aku hanya ingin kamu tidak menyerah pada suatu keadaan yang membuat lupa akan luka kala itu
Aku hanya ingin kamu tetap mencintai Allah, sampai kapan pun
Jujur, aku rindu padamu, kala itu.


Jakarta, 30 Maret 2015.

Tidak ada komentar: