Minggu, 19 Juli 2015

Badut Penawar Luka, Pemberi Senyum



            Badut serupa dengan boneka, bisa membuat kita tersenyum saat melihat bentuknya yang lucu. Hanya saja, badut bisa bergerak karena ada orang di dalamnya. Kamu tahu, ternyata menjadi badut bukanlah hal yang mudah. Tetapi kamu harus belajar dari badut yang tegar dan kuat, sebab badut bisa menyembunyikan luka dan sedihnya dengan aksinya yang membuat orang-orang terpana dan terhibur.
            Apakah kamu mengira bahwa menjadi badut ialah hal yang mudah? Apakah kamu tahu betapa berat kostum yang dipakai para badut? Apakah kamu tahu bagaimana sebenarnya perasaan badut ketika berusaha menghibur penikmatnya, padahal hatinya sedang sedih dan resah? Apakah kamu tahu betapa panasnya kostum yang dipakai sang badut? Tapi badut itu selalu menyembunyikan lukanya dibalik kostumnya.
            Perlu kamu ketahui, tidak semua orang sanggup memiliki profesi sebagai penghibur, khususnya sebagai badut. Tidak semua orang mampu bertahan dibalik kostumnya yang terkadang membuat tubuhnya merasa lebih berat dan tidak seimbang. Kamu harus tahu, peluh itu selalu membanjiri badut yang selalu lincah loncat ke kanan, kiri, depan, dan belakang, bahkan mengelilingmu. Menari pun kadang ia lakukan, untuk menghibur. Agar yang melihatnya bisa tersenyum dan tertawa.
            Kamu tahu? Badut itu selalu berusaha untuk semangat. Berlenggak-lenggok, menari-nari, melambaikan tangan dan segala macam badut lakukan, demi menghibur orang-orang  yang berada di dekatnya, yang mengelilinginya. Kamu tahu? Badut itu sebenarnya lelah. Badut itu terkadang merasa jenuh. Badut itu terkadang harus bohong. Badut itu harus selalu berusaha terlihat lucu dan menarik dengan gayanya yang unik.
            Kamu harus tahu, terkadang badut itu merasa lelah karena hampir satu hari penuh ia menghibur dan berlari ke sana dan ke mari. Terkadang badut itu merasa ingin berhenti dan duduk menyendiri sambil menikmati udara yang menghapus peluh dan rasa lelahnya. Tapi badut tahu, itu akan menghambatnya mencari ridha Allah. Badut tahu uang yang badut dapatkan tidaklah banyak, tetapi ada kepuasan batin yang dirasakan badut. Badut itu merasa bahagia ketika orang-orang di dekatnya bisa tersenyum manis bahkan tertawa bahagia melihat aksinya yang lucu dan menggemaskan.
            Kamu harus tahu, terkadang badut mulai jenuh dengan kerjaan yang dilakukannya. Hanya itu saja yang harus badut lakukan. Menghibur dan membuat tertawa. Terkadang hatinya mengatakan ingin mundur dan menyudahi saja profesinya, namun batinnya ternyata tidak sanggup. Ada rasa bahagia yang selalu hinggap ketika badut bisa membuat orang banyak tersenyum dan tertawa. Badut terkadang bosan jika setiap hari harus menari-nari di tengah orang banyak. Terkadang badut ingin pergi dan berlari ketika orang-orang sedang mengikuti tariannya, tapi kakinya tidak bisa digunakan untuk berlari. Kamu harus tahu, badut itu mencoba menyembunyikan rasa bosannya dengan tingkahnya yang centil dan berusaha mendekat. Tapi hal itulah yang mungkin akan membuat sang badut lupa dengan rasa bosannya.
            Kamu harus tahu, terkadang badut itu harus bohong. Menyembunyikan kesedihan dan lukanya dibalik kostumnya yang berat. Badut tahu ia sedang berduka, tapi cukup badut saja yang tahu akan hal itu. Biar orang-orang tetap tersenyum dan tertawa meski hatinya sedang terluka. Badut tahu, dengan menghibur orang lain maka hatinya yang luka pun akan terhibur. Hatinya mulai melupakan kesedihan yang mengusiknya sebab badut berhasil membuat anak-anak dan orang-orang yang melihatnya ikut bergoyang dan mengikuti gayanya yang lucu.
            “Kau harus tahu Nak, tak mudah memang menjadi badut. Ayah tak peduli jika orang-orang mencemoohi ayah. Ayah hanya ingin hidup ayah bermanfaat untuk orang lain. Dengan menghibur hingga akhirnya menumbuhkan senyum dan menghadirkan tawa.”
            “Tapi ayah, tidak kah ayah lelah dan jenuh dengan semua ini? Sampai berapa lama ayah melakukan semua itu?”
            “Nak, lelah dan jenuh itu pasti ada. Tetapi ada kepuasan batin ketika ayah mampu menghibur semua anak-anak bahkan orang dewasa yang bisa tertawa karena aksi para badut. Ayah hanya ingin berusaha bermanfaat untuk orang lain, walau hanya sebagai badut.”
            “Ayah, kau sungguh mulia. Ayah adalah ayah yang luar biasa. Ayah mampu memberikan kehangatan dalam keluarga dengan cinta yang tulus. Ayah mengajariku untuk selalu belajar menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Ayahku badut penawar luka, pemberi senyum.”


8 Februari 2015



                                                                                                                     

Tidak ada komentar: