Di sana ada cinta melayang-layang di langit biru bercampur keemasan,
di dekat ombak-ombak yang saling berkejaran. Tak kuasa aku
mencengkramnya, agung sekali cara langit menatap laut: lembut dan penuh
mesra. Walau jarak antara langit dan laut jauh.Itulah sebabnya, aku ingin mencintai kekasihku meski dengan jarak jauh. Akan tetapi sesungguhnya aku dan kekasihku begitu dekat. Begitu hangat jikalau kita saling berjumpa di saat hening mulai merambat dan orang-orang terlalu larut dalam igauannya.
Hai, lihat, bukankah ketika sepasang kekasih bertemu akan meramu kelezatan perjumpaan sepasang kekasih. Lalu, mengapa justru aku menangis sedan di saat perjumpaan aku dengan sang kekasih?
Rabb, aku pada-Mu ya Rabb, pada lelehan air mata Kita. Agar aku merintih lalu Kau melipurku, di binar yang khalis sekali.
Aku masih tetap boleh cinta, kan, mencintai-Mu?
Aku masih boleh bersandar, kan, di pundak-Mu?
Jakarta, 27 September 2015
Nur Adiba | @ikanur_21 | pesonasastra.tumblr.com | ikanur21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar