Sabtu, 08 Oktober 2016

Desir Luka



Sepoi angin membuatku tersadar,
Bahwa seharusnya:
aku menyandarkan hati hanya kepada-Nya dan dia yang akan menjadi takdirku
kini hanya ada sesal yang terkepal
hanya ada patah, entah di mana kepingan itu pergi

desir luka kemarin membuatku sadar,
aku tak pantas terlalu larut karena bayangannya,
aku tak boleh melangitkan harapan, sebab aku sendiri yang akan runtuh karena harapan itu
desir luka kemarin mengajarkanku,
bahwa aku harus belajar menemukan cinta yang tak akan membiarkan luka itu menganga
sebelum cinta itu bertemu dalam ikatan murni
desir luka kemarin menyadarkanku,
bahwa aku harus segera membiarkannya pergi bersama pilihannya.


Selamat tinggal desir luka.



Juni 2016

Tidak ada komentar: