Adakah yang lebih rumit daripada rindu yang merambat?
Kerinduan yang tak tahu kapan akan berhenti lalu kembali pada yang
dirindukan.
Adakah doa rindu dirasakan pada pemilik rindu itu?
Ia jatuh di antara jemari yang menengadah, pada hening di hamparan
sajadah.
Adakah ingatan yang bisa memutarkan kita pada masa itu?
Bukan, bukan maksud menyalahkan takdir
tunggu, maksudku adalah bisakah ingatan itu kembali pada kita? Aku,
kau, kita.
Adakah
yang lebih sesak ketika kau, entah mengapa sungguh berbeda saat pertama kali
kita bertemu. Saat kita bertiga selalu bersama-sama. Ketika kita bertiga
mendapatkan julukan, “tiga kawan kalem”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar