Sabtu, 08 Oktober 2016

Perempuan yang Dilindungi Lebah dan Hanyut Karena Hujan




Hari itu perang Uhud begitu menyala dan membakar gelora pas­ukan kafir Quraisy. Bukan hanya dari kaum pria saja, dari kaum wanita Quraisy pun memuncak darahnya. Bersorak-sorai ingin membalas dendam atas apa yang terjadi pada Perang Badar. 

Di Perang Uhud, ketika pertempuran hampir saja usai, para perem­puan Quraisy sangat girang, berlompatan, sambil bersorak-sorai. Aduhai, entah hati apa yang tersimpan dalam tubuh mereka. Ke­tika melihat kaum Muslimin terbunuh, perut-perut kaummuslimin dibelah, matanya dicongkel, bahkan mata dan telinganya pun dipo­tong. Adakah yang lebih menakutkan dan menjijikan dari hal itu?

Suasana semakin mencekam dan menegangkan, ketika Sulafah binti Sa’ad bin Syahid menyimpan dendam kepada salah satu per­empuan Muslim yang pada waktu perang Uhud telah membunuh suami dan anaknya. Sulafah bahkan bersumpah ingin meminum darah dari tempurung kepala perempuan yang telah membunuh suami dan anaknya.
Sampai pada akhirnya perempuan yang sangat dibenci Sulafah keadaannya sangat rapuh, lembingnya patah dan perempuan tersebut pun roboh penuh luka. Namun, sebelum ia mati syahid ia berdoa dengan penuh harapan, dengan napas terengah-engah, “Ya Allah, sampaikanlah berita kepada Rasulullah. Ya Allah aku telah mengorbankan diriku di jalan-Mu yang benar. Maka selamat­kanlah kepalaku dari tangan orang kafir itu.”

Allah Maha menepati janji-Nya. Ketika kaum Hudzali, ialah kaum yang dibayar kaum Quraisy untuk mendapatkan kepala Ashim, Allah melindungi tubuh Ashim dengan mengirimkan sekelompok lebah sehingga mereka tidak bisa mengenali Ashim dan memeng­gal kepala Ashim. Lalu malam harinya Allah mengirimkan hujan deras yang menimbulkan banjir sehingga jasad Ashim terhanyut oleh derasnya banjir dan kaum kafir tidak bisa menemukan Ashim.

Tidak ada komentar: